Tahun 2013 ditutup dengan munculnya berbagai inovasi usaha baru yang bisa menjadi tren di tahun 2014. Ada banyak inovasi di berbagai macam bidang usaha yang tidak membutuhkan biaya besar sehingga bisa dilakukan oleh banyak orang. Hal inilah yang membuat usaha sederhana ini cepat berkembang di Indonesia. Usaha-usaha apa sajakah contohnya? Berikut kami berikan ulasan tentang 5 usaha sederhana yang paling berkembang di Indonesia saat ini.
1. Usaha Bakso Granat
Bakso adalah salah satu menu favorit masyarakat Indonesia. Bentuknya yang bulat, proses penyajiannya yang cepat, rasanya yang enak, aromanya yang harum dan kecocokannya untuk disajikan saat udara dingin atau di malam hari membuat makanan ini semakin populer. Bakso ini dapat dijumpai di hampir semua tempat di berbagai penjuru Indonesia, mulai dari warung kaki lima sampai dengan pujasera (food court) di mal-mal.
Salah satu varian bakso yang sedang naik daun saat ini adalah Bakso Granat Mas Azis, yang dibuat oleh perantau muda dari Jawa yang memulai usaha baksonya di Palembang. Modal awal usaha bakso sebesar Rp38 juta ini digunakan untuk sewa tempat, membeli gerobak, perlengkapan warung bakso, alat-alat dan perlengkapan masak lainnya, papan nama neon box, papan menu, serta untuk biaya promosi. Ada hal yang unik dari bakso granat ini yaitu rasa pedas di dalam bulatan baksonya. Selama ini, belum ada bakso yang diisi dengan cabai karena persepsi umum bahwa bakso tidak cocok jika disajikan dengan rasa pedas.
Untuk melakukan edukasi kepada masyarakat yang umumnya adalah usia muda 15-25 tahun dan sebagai bahan riset pasar, Bakso Granat Mas Azis melakukan inovasi dengan menggabungkan konsep Bakso Kaget Pedas, Bakso Top, Restoran Lela, dan Mie SP Cirebon. Hasilnya saat ini omset Bakso Granat semakin naik dengan variasi nama menu yang berbeda yaitu Bakso Granat, Bakso Rawit, Bakso Lombok Ulek, Bakso Ranjau, BASOKA (Bakso Sama Cuka) dan yang tebaru adalah Bakso Bumerang (bakso dengan bumbu kacang).
Keunikan jenis bakso ini adalah bahwa setiap bakso granat memiliki asal-usul, misalnya menu Bakso Lombok Ulek yang berasal dari Jawa Tengah, karena kata ‘lombok’ yang berasal dari bahasa Jawa yang berarti cabai. Untuk menunjang imajinasi orang tentang bakso ini, maka Bakso Granat mempunyai tingkat kepedasan, yaitu level 1, level 2, dan level geledek. Saat ini omset Bakso Granat sudah mencapai 4 juta per hari dengan marjin keuntungan mencapai 30% dari total omset.
2. Usaha Laundry Kiloan
Laundry awalnya merupakan layanan mewah yang hanya terdapat di hotel-hotel. Seiring dengan meningkatnya mobilitas seseorang, baik untuk urusan pekerjaan maupun kuliah, maka kebutuhan akan layanan cuci kering pakaian yang murah dan cepat semakin besar. Hal inilah yang mendorong munculnya bisnis laundry kiloan (layanan cuci, kering dan setrika dengan tarif berdasarkan berat cucian) yang ternyata semakin besar potensi pasarnya. Potensi terbesarnya adalah siswa sekolah, mahasiswa atau karyawan yang kos. Tarif sekitar Rp2,500-5,000 per kilo tentu saja sangat terjangkau bagi mereka yang kos dan menginginkan hal yang praktis.
Modal usaha laundry kiloan ini cukup murah, hanya sekitar 10 juta rupiah saja (di luar sewa tempat). Modal tersebut digunakan untuk membeli perlengkapan seperti mesin cuci, mesin pengering, seterika, etalase, meja, timbangan, deterjen, pewangi, dan pemutih. Beberapa jenis layanan dari laundry ini di antaranya adalah paket cuci+kering+setrika, paket cuci basah, cuci kering tanpa setrika, dan jasa setrika saja. Dengan asumsi pelanggan 15 mahasiswa di mana setiap mahasiswa mencuci pakaiannya seberat 3 kg per hari, Anda dapat meraup omset 6-7 juta per bulan. Jika dikurangi biaya 1 orang karyawan; air dan listrik untuk 1 mesin cuci dan 1 mesin pengering; serta deterjen, maka omset bersih bulanan yang bisa Anda dapatkan adalah sebesar Rp3,500,000. Tentu saja bisnis ini sangat menarik, karena Anda pasti mengetahui bahwa mahasiswa yang membutuhkan laundry tidak hanya 15 orang, namun bisa jadi ratusan orang, jika memperhitungkan persaingan bisnis dengan laundry lainnya, khususnya di kota pelajar seperti Yogyakarta, Malang dan Bandung.
3. Usaha Makanan Khas Indonesia, Leker Klenger
Kue Leker adalah sejenis makanan ringan khas Indonesia yang mempunyai sejarah panjang, yaitu sebagai menu santapan pagi yang disajikan ke penjajah Belanda kala itu. Namanya sempat jarang didengar dan kalah oleh burger, kebab, crepes, dan tempura, namun sejak 2013 sampai dengan sekarang nama Leker kembali populer dan banyak diminati oleh kalangan muda, seiring dengan keikutsertaan “Leker Klenger” di ajang Wirausaha Muda Mandiri. Kata klenger berarti kekenyangan, untuk memberi kesan kepada pembeli bahwa Kue Leker bisa memberi rasa kenyang, tidak seperti makanan ringan lain pada umumnya.
Pada umumnya kue leker mempunyai diameter sekitar 10 cm, namun untuk “Leker Klenger” ini didesain dengan ukuran jumbo, yaitu dengan diameter 35 cm. Ada banyak pilihan rasa mulai dari rasa manis buah pisang dan cokelat, strawberry, vanila, durian, blueberry, dan kopi. Untuk mengimbangi persaingan dengan makanan ringan dari luar negeri, kue leker ini dikemas secara modern seperti leker chillie dog, kornet, pizza, serta saus bolognaise untuk melayani pelanggan dengan berbagai selera.
Untuk memulai usaha Leker Klenger ini, Anda hanya membutuhkan modal sekitar Rp5 juta. Saat ini sudah banyak terdapat gerai Leker Klenger, mulai di pusat perbelanjaan hingga di beberapa gerai Indomaret. Jika Anda bisa menjual 30-45 leker per hari, dengan harga jual Rp4,000 per leker, maka Anda bisa mendapatkan omset Rp4-6 juta per bulan. Jika dikurangi dengan biaya operasional yang meliputi biaya bahan baku, gaji karyawan dan sebagainya, setidaknya untuk satu gerai Leker Klenger, Anda bisa mendapat untung sekitar Rp1,5 juta per bulan.
4. Usaha Pemasaran Online (Internet Marketing)
Ada banyak jenis bisnis online, dan hal ini mulai populer di Indonesia seiring dengan semakin banyaknya pengguna internet yang didukung oleh membludaknya layanan internet murah. Saat ini bahkan hampir semua gadget dapat dikatakan terhubung dengan internet. Salah satu bisnis online yang sedang berkembang saat ini adalah bisnis penayangan iklan.
Anda nyaris tidak perlu modal untuk memulai bisnis ini. Anda hanya perlu sewa hosting dengan biaya sekitar Rp110,000–1,136,000 per tahun dan sewa domain sekitar Rp75-100 ribu per bulan per domain. Dengan cukup 5 domain saja, Anda sudah bisa menjadi penayang iklan online yang produktif. Tugas penayang iklan adalah membuat sebuah situs yang banyak dikunjungi pengunjung sehingga berpotensi menjadi media iklan yang produktif, dan Anda akan dibayar berdasar per iklan yang di klik oleh pengunjung. Saat ini ada ribuan penayang iklan yang menjalankan bisnis ini di seluruh Indonesia. Program yang paling populer di bisnis ini adalah Google Adsense. Penghasilan yang didapat juga cukup besar (biasanya dalam bentuk dolar US) mulai dari US$100-10.000 per bulan. Beberapa situs komunitas yang populer untuk bisnis ini adalah http://www.kaskus.co.iddan http://www.ads-id.com. Banyak perusahaan Informasi Teknologi baru (start up company) yang lahir dari bisnis ini.
5. Usaha Warung Kopi Giras
Usaha warung Kopi Giras dimulai dari Surabaya, dan saat ini sudah tersebar di banyak kota di Indonesia, umumnya dimiliki oleh pendatang dari Lamongan. Popularitas warung Kopi Giras naik cukup cepat sebagai tempat kumpul anak-anak muda dan masyarakat menengah ke bawah. Yang membedakan Warung Kopi Giras dengan yang lainnya adalah sajian khas pendamping mimum kopi mulai dari nasi sadukan (nasi bungkus porsi kecil yang diikat dengan karet) yang berisi lauk antara lain: telur dadar atau rebus yang diberi bumbu, ayam, daging, ikan bandeng, atau ikan tongkol. Paduan kopi panas, teh hangat, kopi susu, wedang jahe, susu jahe, minuman kemasan, ditambah kue-kue seperti onde-onde, kucur, perut ayam, ote-ote, tahu isi, tempe menjes, pisang goreng, tape goreng, telo goreng, tahu goreng, dan lain sebagainya semakin menambah khas suasana warung yang merakyat.
Hanya butuh modal sekitar Rp5-6 juta untuk memulai usaha ini. Modal ini digunakan untuk membuat rombong sekitar Rp1,500,000; membeli gelas, piring, mangkok, sendok sekitar Rp200,000; kompor dan tabung LPG seharga Rp300,000; terpal dan bangku Rp300.000; biaya operasional sekitar Rp1,000,000; serta sewa tempat per tahun sebesar Rp2,000,000. Menu pendamping minuman kopi berasal dari titipan warga sekitar dengan sistem bagi hasil. Selain menu di atas, masih ada menu makanan ringan seperti kripik, kerupuk beraneka rasa, kacang, blinjo, marning (jagung), kedelai, dan lain sebagainya.
Harga jual yang relatif murah yaitu hanya sekitar Rp1000-Rp2000 membuat Warung Giras semakin cepat berkembang. Dengan omset penjualan 100 porsi per bulan, setiap warung Giras rata-rata bisa menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp2,000,000-3,000,000.
Anda berminat memulai usaha seperti di atas? Semoga uraian di atas dapat memberi informasi tambahan yang berguna bagi Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar