DEFISIENSI CINTA Ternyata kekurangan cinta kasih dan perhatian mempunyai dampak merusak yang luar biasa dahsyatnya bagi kita ya...? Mulai sakit kulit sampai sakit kanker.... Gejala Penyakit Defisiensi Cinta Kasih dapat terlihat Bila seseorang sering : • Sakit kepala • Migrain • Sakit maag • Sulit tidur • Banyak ngemil • Merasakan sesak napas • Sakit kista • Sakit kanker • Mengalami gangguan jantung • Mudah menyerang orang lain (secara verbal maupun fisik) • Senang melihat orang lain celaka • Tak peduli orang lain sakit hati • Mengejar perhatian lawan jenis. • dll. Maka, mungkin dia : • Tidak cukup mendapatkan cinta • Tidak cukup mencintai diri sendiri • Tidak cukup mendapatkan perhatian dari pasangan • Tidak cukup memiliki kehidupan seksual yang menyenangkan. Derita Cinta Sumber penderitaan adalah karena kita cenderung hanya ingin merasakan hal-hal yang menyenangkan, ingin mempertahankan status quo, dan tidak ingin merasakan atau mengalami hal yang tidak menyenangkan. Dalam hidup, ini jelas tidak mungkin. Ada waktu senang, ada waktu susah. Ada waktu jumpa, ada waktu pisah. Ada kelahiran, ada kematian. Hidup penuh dengan perubahan dan ini adalah keniscayaan. Ketika pasangan tidak lagi setia, maka biasanya akan muncul Adanya rasa sakit hati. Dan sebenarnya hati yang terluka karena pasangan selingkuh ini lebih disebabkan karena cinta yang tidak tulus, cinta yang sifatnya transaksional dan bukan unconditional. Unconditional Love VS Transactional Love Ketika orang berkata bahwa mereka telah melakukan semua hal yang baik untuk pasangannya. Dan untuk itu ia menuntut pasangannya melakukan hal yang sama padanya. Itu sebabnya bila pasangannya selingkuh, ia akan marah besar. Ini namanya transaksional. Yang dimaksud dengan unconditional adalah seseorang melakukan hal yang ia yakini benar dan perlu dilakukan, untuk membahagiakan pasangannya, tanpa berharap mendapat balasan apapun. Jadi, ini sifatnya satu arah. Inilah yang dimaksud dengan unconditional. Salah satu cara yang paling baik, elegan, dan efektif untuk mempertahankan keutuhan rumah tanga, menurut hemat saya, adalah dengan kita menjadi diri kita yang terbaik, menjadi suami atau istri yang terbaik. Dengan demikian sangat kecil kemungkinan pasangan akan main mata dengan orang lain. Kalau ia bisa mendapatkan yang terbaik maka ia tidak akan mencari yang lain. Dan kalaupun ia akhirnya melakukan hal yang mencederai janji kesetiaan, jangan langsung marah. Ini adalah akibat dari satu sebab. Yang perlu dibenahi adalah sebabnya, bukan akibatnya. Ya, kita perlu introspeksi diri. "Bagaimana bila kita sudah menjadi yang terbaik namun pasangan ternyata tidak setia?" Nah, itu berpulang pada dirinya sendiri. Bila kita sudah sungguh-sungguh melakukan yang terbaik dan pasangan masih menuntut yang tidak bisa dipenuhi, ya kita nggak bisa apa-apa. Namun sebelum memutuskan pisah ada baiknya minta bantuan pihak ketiga agar bisa terjadi rekonsiliasi. Ini penting sekali karena perpisahan orangtua, apapun alasannya, pasti akan berakibat buruk pada hidup anak. Kehidupan keluarga atau pernikahan membutuhkan komitmen penuh dari dua orang, suami dan istri. Tidak bisa hanya salah satu saja. Kalau salah satunya tidak komit, apalagi kalau keduanya, maka rumah tangga ini sulit dipertahankan. Orang cerai bisa cerai secara fisik, maksudnya mereka sudah tidak tinggal serumah. Bisa cerai secara visi, maksudnya mereka tidak lagi punya kesamaan tujuan yang ingin dicapai. Bisa cerai secara emosi, yaitu mereka walau tinggal serumah tapi sudah "dingin", tidak lagi ada kehangatan dan cinta. Baru nanti finalnya adalah cerai secara hukum melalui proses di pengadilan. "Lalu, bagaimana supaya seseorang bisa tetap setia pada pasangannya?" Tidak perlu setia pada pasangan. Tidak perlu setia pada janji pernikahan. Yang perlu adalah kita setia memegang teguh nilai-nilai agung, luhur, dan spiritual yang menjadi landasan membangun keluarga. Nilai-nilai inilah yang selalu bersama kita di manapun kita berada, ada atau tidak ada pasangan di samping kita. Satu hal lagi, dari perspektif ilmu pikiran, cinta ini adalah satu emosi yang bisa diaktifkan (kembali), menggunakan strategi tertentu, dan diperkuat. Yang namanya emosi pasti bisa muncul, meredup, dan akhirnya padam. Kita perlu secara sadar menjaga kobaran api asmara agar terus menyala dan menghangatkan kehidupan rumah tangga dan hati kita. 6 Jurus Pengobar Api Asmara Cara paling mudah, murah, dan dijamin pasti berhasil untuk terus mempertahankan dan semakin mengobarkan api cinta adalah dengan mengisi hati pasangan dengan melakukan hal-hal berikut: Waktu Berkualitas : Luangkan waktu untuk berdiskusi dari hati ke hati. Waktu berkualitas hanya bisa dicapai dengan kuantitas yang cukup. Seringkali karena kesibukan yang sangat tinggi pasangan tidak lagi punya waktu bersama. Tidak lagi ada tawa canda, senda gurau seperti dulu waktu pacaran. Sentuhan Fisik : Dulu waktu pacaran, sentuhan fisik adalah kegiatan yang sangat intens. Mulai dari pegangan tangan, tepukan di pundak, belaian mesra di rambut, atau mungkin pelukan dan kecupan sayang.Setelah berkeluarga, seringkali kegiatan ini sudah sangat jauh berkurang. Kata Pujian atau Dukungan: Pasangan perlu sering-sering memuji atau memberi kata dukungan pada pasangannya. Perasaan cinta yang dialami dulu waktu pacaran sangat intens salah satunya karena kita sangat sering mendapat curahan kata pujian atau dukungan. Di dalam diri kita tetap ada anak remaja atau kekasih yang butuh pujian tulus dan dukungan. Pemberian Hadiah : Berikan hadiah-hadiah kecil yang tidak disangka, sebagai kejutan yang menyenangkan. Ingat dulu waktu masih pacaran kita sering memberi hadiah-hadiah kecil, ya karena saat itu belum punya yang banyak, dan ini sangat berarti bagi pasangan kita. Tindakan Pelayanan: Tindakan pelayanan adalah bentuk ungkapan kasih dalam bentuk melakukan sesuatu untuk pasangan, misalnya membuatkan minum, membantu mengurusi si kecil, membantu mengerjakan tugas tertentu yang biasanya dilakukan pasangan, atau tindakan lainnya. Kontak Mata : Ini yang sering orang lupa. Sering saat berkomunikasi mata tidak lagi saling menatap mesra dan fokus seperti dulu waktu pacaran. Yang sering terjadi pasangan berkomunikasi dengan mata fokus menatap HP atau Gadget lainnya. Kontak mata sangat penting karena ini adalah jendela hati, sarana komunikasi batin yang sangat efektif. Enam hal di atas perlu sering-sering dilakukan setiap hari. Semakin sering dilakukan akan semakin baik hasilnya. Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar